Emas sebagai salah satu logam mulia yang dominan kita lihat di pasar, selalu mengalami pasang-surut sepanjang sejarah. Berikut kita coba melihat secara singkat bagaimana sejarah emas pada setiap masanya.
Tahun 1970
Tahun 1970 menjadi awal mula terbentuknya popularitas emas sebagai logam mulia atau aset berharga bagi masyarakat Indonesia, ditandai dengan ketidakstabilan ekonomi dunia.
Krisis minyak dan pemberlakuan kebijakan moneter Amerika Serikat yang mendorong inflasi mendorong banyak orang untuk mulai berinvestasi emas. Kondisi ini diperburuk dengan kebijakan Richard Nixon selaku presiden Amerika Serikat yang menjabat saat itu.
Atas mandat president Nixon, kebijakan standar emas terhadap dolar pun diberlakukan. Akan tetapi kebijakan tersebut kemudian dihilangkan karena cenderung mendatangkan kerugian daripada keuntungan. Pasalnya, setiap dolar Amerika Serikat yang ditukar dengan emas akan mengalami kerugian sejumlah emas untuk setiap dolar yang dikeluarkan.
Melihat kondisi tersebut, presiden Nixon akhirnya memutuskan untuk tidak memberlakukan standar penukaran dolar terhadap dolar Amerika Serikat. Kebijakan yang berlaku pada tahun 1970-an tersebut membuat bank sentral Amerika Serikat meningkatkan peredaran uang tunai tak terbatas.
Tahun 1980
Banyaknya permintaan emas di tengah inflasi dan konflik politik dunia pada tahun 1980, yaitu partisipasi Uni Soviet di Afganistan. Harga emas naik drastis dari US$35 per ons di era 1970-an menjadi US$ 850 per ons pada tahun 1980. Kenaikan nilai emas tersebut didorong dari meningkatnya permintaan investor Amerika Serikat akibat terjadinya inflasi atas kenaikan harga minyak bumi.
Tahun 1990
Jika berbicara tentang trend harga emas, tahun 1990 merupakan era yang perlu menjadi perhatian. Setelah terjadi kenaikan di dekade sebelumnya, terjadi penurunan drastis hingga mencapai titik terendah, yaitu US$254 per ons pada tahun 1999.
Penurunan nilai emas yang signifikan tersebut umumnya disebabkan oleh dua faktor berikut: (1) Persediaan emas melimpah: Teknologi baru berdampak pada biaya penambangan emas sehingga produksinya tumbuh dua kali lipat dari sebelumnya. (2) Perekonomian stabil: Inflasi rendah dan kebijakan moneter yang semakin hati-hati membuat banyak masyarakat Eropa mencairkan emas untuk membeli aset-aset dengan risiko lebih tinggi, seperti saham dan properti.
Tahun 2008 – 2011
Keadaan ekonomi yang tidak pasti menjadi faktor penentu dalam sejarah harga emas di Indonesia. Emas mencapai titik harga tertinggi di eranya, yaitu senilai US$2.074 pada bulan Agustus tahun 2000.
Masuk ke tahun 2008, krisis keuangan global berdampak pada peningkatan harga emas menjadi US$1.800 per ons. Harga emas yang masih tinggi itu disebabkan oleh pasar obligasi yang beku setelah terdampak oleh krisis keuangan. Karenanya investor memilih emas sebagai penyelamat ketika kondisi perekonomian memburuk dan membuat pasar modal tidak stabil.
Tahun 2012 – 2020
Dalam sejarah harga emas di Indonesia, tahun 2012 sampai 2020 menjadi momen di mana terjadi peningkatan pembelian saham dan aset berisiko lainnya. Masa itu kondisi ekonomi cukup stabil setelah pemulihan dari krisis keuangan global di tahun-tahun sebelumnya.
Trend investasi tersebut berdampak negatif pada harga emas di pasar. Harga emas yang sebelumnya sebesar US$1.800 per ons pada tahun 2008 turun menjadi US$1.050. Namun, penurunan tersebut tidak berlangsung lama. Nilai emas kembali stabil dan meningkat perlahan pada kisaran US$1.100 hingga US$1.400 per ons.
Tahun 2021 – Sekarang
Pergerakan harga emas dari tahun 2021 hingga sekarang terbilang positif. Harganya yang semula US$1.447 per ons sebelum pandemi melonjak menjadi US$1.985 per ons selama pandemi.
Kondisi ekonomi dan pasar global yang tidak menentu membuat investor mengalihkan fokus ke emas sebagai safe haven dalam menghadapi risiko inflasi. Harga emas cenderung stabil meskipun kondisi ekonomi sudah berangsur-angsur pulih setelah pandemi.
Sumber: Internet