Artikel · 07/02/2024

Scopus vs ScienceDirect: Mana Lebih Bagus?

Dalam upaya untuk menyederhanakan pencarian referensi ilmiah yang terpercaya, akademisi memiliki pilihan untuk menggunakan Scopus dan juga ScienceDirect. Apa perbedaan antara Scopus dan ScienceDirect yang terkenal dirilis oleh Elsevier?

Karena itu, jelas bahwa Elsevier memiliki motivasi sendiri untuk memisahkan kedua situs web yang berisi publikasi ilmiah tersebut. Mengapa Elsevier perlu menghabiskan waktu dan usaha untuk membuat dua situs web dengan database yang berbeda?

Alasan ini dikarenakan terdapat perbedaan antara Scopus dan ScienceDirect. Untuk membantu akademisi dan peneliti dalam menentukan situs web yang perlu dikunjungi saat mencari referensi ilmiah, penting untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut. Inilah penjelasannya.

Apa Itu Scopus?

Untuk memperoleh pemahaman terkait perbedaan antara Scopus dan ScienceDirect, penting untuk memulai dengan memahami pengertian masing-masing. Untuk dapat memilih dengan tepat, penting untuk menilai mana yang paling cocok berdasarkan tujuan atau kebutuhan yang ada.

Scopus adalah sebuah kompilasi lengkap dari penelitian dan karya ilmiah yang telah melewati proses evaluasi oleh rekan sejawat. Kumpulan ini berisi kolom kutipan yang memberikan gambaran singkat mengenai isi dari literatur-litur ilmiah dan penelitian tersebut. Tidak hanya itu, Scopus juga diakui sebagai sumber kutipan literatur yang paling luas di seluruh dunia.

Dengan kata lain, Scopus merupakan sebuah sistem basis data yang digunakan untuk menyimpan dan memetakan jurnal-jurnal ilmiah, terutama yang bersifat internasional. Elsevier, sebuah penerbit terkenal, diketahui memiliki dan mengelola Scopus.

Scopus menjadi bagian dari kumpulan basis data jurnal internasional yang sangat terpercaya dan dikenal karena reputasinya yang baik. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional yang terdaftar dalam database ini termasuk dalam jurnal internasional yang dihormati.

Tak mengherankan, mengingat Scopus dikenal memiliki kebijakan dan peraturan yang ketat dalam menyaring semua jurnal internasional. Hanya jurnal internasional yang memiliki reputasi dan keandalan yang tinggi yang dapat dimasukkan ke dalam basis datanya.

Juga, secara rutin Scopus melakukan penilaian terhadap semua jurnal yang sudah dimasukkan dalam indeksnya. Jika ditemukan bahwa jurnal yang awalnya dianggap kredibel berubah menjadi jurnal yang tidak memenuhi etika publikasi, maka akan dihapus dari database. Dikenal sebagai jurnal yang telah discontinued.

Apa Itu ScienceDirect?

Kemudian, apa yang dimaksud dengan ScienceDirect? Mengetahui perbedaan antara Scopus dan ScienceDirect pastinya akan membantu dalam pemahaman tentang ScienceDirect. Dengan demikian, kita dapat memahami perbedaan mendasar antara ini dengan Scopus.

ScienceDirect adalah sebuah platform database yang menyediakan berbagai dokumen full-text yang telah melalui proses review dari para ahli yang bekerja di Elsevier. Pada tahun 2022, tercatat bahwa ScienceDirect memiliki sekitar 26,000 judul buku dan 2,500 judul jurnal yang tersimpan dalam database mereka.

ScienceDirect, yang secara mirip dengan Scopus, juga dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Elsevier. Namun, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya yang akan diuraikan secara lebih rinci di bawah ini. Anda juga dapat menggunakan Laman ScienceDirect sebagai sumber referensi ilmiah seperti halnya Scopus.

Namun, Scopus memasukkan semua jurnal internasional dari berbagai penerbit ke dalam database mereka, berbeda dengan ScienceDirect yang hanya mengindeks publikasi dari penerbitnya sendiri. Satu contoh perusahaan tersebut adalah Elsevier. Walau begitu, jumlah koleksi di dalamnya sangatlah banyak seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Jadi, ScienceDirect adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin mencari referensi ilmiah. Selain itu, ada juga opsi untuk men-download referensi tersebut secara langsung. Karena menurut definisinya, ScienceDirect menyediakan hasil penelitian yang lengkap dalam bentuk publikasi ilmiah di situs web mereka.

Perbedaan Scopus dan ScienceDirect

Meskipun sama-sama dimiliki dan dikelola oleh perusahaan yang sama, yakni Elsevier. Sekaligus sama-sama mengindeks publikasi ilmiah terutama dalam bentuk buku dan jurnal internasional.

Namun, antara Scopus dengan ScienceDirect yang bisa disebut sebuah database yang bersaudara pada dasarnya berbeda. Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah sejumlah perbedaan Scopus dan ScienceDirect tersebut:

1. Isi Konten

Perbedaan yang pertala terletak pada isi konten, hal ini bisa dipahami melalui definisi keduanya seperti yang sudah dijelaskan. Scopus mengindeks jurnal internasional dengan kualitas dan kredibilitas yang tinggi.

Namun, di dalamnya hanya mencantumkan informasi mengenai jurnal tersebut. Misalnya informasi mengenai judul jurnal, siapa penerbit jurnal tersebut, link menuju laman resmi jurnal tersebut, dan sebagainya.

Sementara informasi mengenai isi suatu artikel ilmiah pada jurnal internasional terbatas. Paling mudah diketahui adalah Scopus hanya menampilkan abstrak dari artikel ilmiah tersebut.

Selebihnya ketika pengguna jasa ingin membaca isi artikel ilmiah secara penuh maka perlu mengunjungi website pengelola jurnalnya. Baru kemudian melakukan pembayaran (jika berbayar), mengunduh, dan membaca isinya.

Lalu, bagaimana dengan ScienceDirect? Pada laman ScienceDirect, isi konten terbilang lebih lengkap karena menampilkan full-text dari suatu publikasi ilmiah. Sehingga pengguna jasanya bisa membaca suatu publikasi.

Bahkan pada beberapa koleksinya tersedia fitur untuk mengunduh dokumen dalam format PDF. Sehingga pengguna jasa tidak perlu mengunjungi website lain untuk mendapatkan dokumen publikasi ilmiah tersebut, baik buku maupun jurnal internasional.

2. Sifat Layanan

Perbedaan Scopus dan ScienceDirect yang kedua adalah pada sifat layanannya. Meskipun sama-sama dikelola oleh Elsevier, ternyata selain berbeda dari segi tujuan juga berbeda dari kebijakan pengelolaan.

Seperti yang diketahui bersama, Scopus hanya bisa diakses bagi pengguna yang sudah berlangganan karena sifatnya berbayar. Meskipun versi gratisnya memungkinkan pengguna jasa mengetahui jurnal mana saja yang terindeks.

Namun untuk membaca detail informasi lain, termasuk terhubung ke situs yang mengelola dan menerbitkan jurnal tersebut terbatas, yakni hanya ditujukan pada pengguna yang sudah berlangganan.

Biaya berlangganan di Scopus juga dikenal mahal, sehingga jarang sekali dimiliki oleh perorangan. Mayoritas pengguna berbayar di Indonesia adalah lembaga penelitian dan perguruan tinggi, terutama berskala besar karena memang mahal.

Lalu, bagaimana dengan ScienceDirect? Elsevier tampaknya cukup berbaik hati kepada para pengguna produk terbitannya. Melalui ScienceDirect, para pengguna bisa membaca dan mengunduh publikasi ilmiah secara gratis.

Hanya wajib melakukan registrasi untuk bisa login dan kemudian mengakses seluruh artikel (jurnal internasional) maupun buku digital yang tersedia. Namun, seluruh isi database ScienceDirect adalah terbitan Elsevier.

3. Keragaman Konten

Sedangkan perbedaan Scopus dan ScienceDirect yang ketiga dan yang terakhir adalah dari segi keragaman konten. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa ScienceDirect hanya mengindeks publikasi dari Elsevier.

Artinya, meskipun memiliki lebih dari 26 ribu artikel ilmiah dan ribuan judul buku ilmiah dari berbagai bidang keilmuan. Namun keragamannya terbatas karena hanya menampilkan terbitan Elsevier.

Oleh sebab itu, jika Anda mencari jurnal internasional maupun buku ilmiah berskala internasional dari penerbit selain Elsevier. Maka tidak memungkinkan untuk ditemukan di laman ScienceDirect.

Sementara pada Scopus, prinsipnya adalah mengindeks seluruh jurnal internasional dengan kualitas dan kredibilitas yang tinggi. Sehingga semua jurnal yang terindeks berasal dari berbagai penerbit di dunia.

Bahkan beberapa pengelola jurnal tersebut berasal dan berbasis di Indonesia. Sebab memang Scopus tidak membatasi hanya mengindeks publikasi suatu penerbit tertentu seperti saudaranya, ScienceDirect.

Hanya saja, sekali lagi Scopus tidak menampilkan seluruh bagian artikel dari suatu jurnal ilmiah. Scopus menampilkan abstrak dan judul maupun nama penulis artikel ilmiah tersebut. Sehingga informasi yang disajikan lebih terbatas dibanding ScienceDirect.

Mana yang Sebaiknya Digunakan untuk Mencari Referensi?

Jadi, setelah membaca penjelasan mengenai berbagai perbedaan Scopus dan ScienceDirect di atas. Kira-kira mana yang sebaiknya dituju? Jawabannya tentu bergantung pada tujuan Anda mengakses kedua laman database milik Elsevier tersebut.

Pertama, jika Anda mencari jurnal dengan kredibilitas tinggi. Baik untuk tujuan memilih jurnal sebagai tempat publikasi maupun referensi. Maka Scopus bisa dijadikan tujuan, karena mengindeks berbagai jurnal dari berbagai penerbit atau publisher. Sehingga koleksi lebih lengkap.

Kedua, jika Anda mencari layanan pengindeks jurnal maupun buku secara gratis agar bisa berhemat anggaran. Maka Scopus bukan pilihan yang tepat untuk diambil, melainkan bisa masuk ke website ScienceDirect.

Ketiga, jika tujuan Anda mengunduh dokumen yang ingin dijadikan referensi ilmiah dan tetap menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Maka lebih cocok mengakses website ScienceDirect, meskipun hanya menyediakan publikasi ilmiah dari Elsevier.

Namun jika Anda tidak bermasalah harus masuk ke website pengelola jurnal di tab baru untuk bisa mengunduh dokumen. Maka Scopus bisa dijadikan sebagai tujuan. Keempat, jika tujuan Anda sekedar membaca suatu publikasi ilmiah untuk menambah wawasan.

Atau menjadi bahan pendukung kegiatan belajar, misalnya Anda berstatus sebagai mahasiswa. Maka laman ScienceDirect lebih dianjurkan untuk dituju karena menampilkan full-text suatu publikasi ilmiah. Sehingga pilihan Anda perlu disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan pribadi.

Tips Mencari Referensi di ScienceDirect

Bicara mengenai perbedaan Scopus dan ScienceDirect memang menarik. Jika Anda merasa masih asing dengan laman ScienceDirect. Maka berikut langkah-langkah mencari referensi di dalamnya:

  1. Masuk ke laman ScienceDirect dan login ke akun yang sudah Anda miliki.
  2. Pada halaman utama, silahkan masukkan kata kunci pada kotak pencarian dan tekan klik icon pencarian (search icon) untuk mencari dokumen yang anda inginkan.
  3. Pilih publikasi ilmiah yang dirasa paling sesuai dengan hasil pencarian dari ScienceDirect.
  4. Jika ingin mengunduh dokumennya, maka tinggal klik tombol “Download PDF” yang tampil di layar perangkat.
  5. Tunggu sampai proses pengunduhan selesai dan dokumen sudah bisa dibaca offline di perangkat elektronik Anda.

Membantu memaksimalkan proses pencarian referensi ilmiah di laman ScienceDirect agar hasil yang ditampilkan spesifik. Maka bisa mencoba beberapa tips agar pencarian di Science Direct spesifik dan relevan berikut:

  1. Masukkan kata kunci pencarian yang anda inginkan pada tempat yang disediakan, kemudian pilih di lingkup mana anda akan melakukan pembatasan pencarian seperti artikel saja, judul saja dan sebagainya, Anda dapat juga menggunakan operator Boolean (seperti AND dan OR) untuk melakukan kombinasi pencarian.
  2. Laman ScienceDirect tidak melakukan merekomendasikan publikasi ilmiah karena pengaruh penggunaan huruf besar dan huruf kecil. Jadi, Anda bisa mengetik dengan huruf besar maupun huruf kecil secara acak. Kuncinya, mengetik kata kunci yang sebaiknya spesifik.
  3. Gunakan fitur fitur yang disediakan ScienceDirect. Misalnya memilih mencari jurnal ilmiah saja tanpa buku. BIsa juga sebaliknya, disesuaikan dengan kebutuhan. Tujuannya agar sistem di ScienceDirect hanya menampilkan rekomendasi yang lebih terbatas sesuai kebutuhan.
  4. Jangan buru-buru mengunduh dokumen, sebaiknya dibaca dulu detail informasi yang ditampilkan ScienceDirect. Tujuannya untuk memastikan dulu sejak awal bahwa dokumen tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda, baru kemudian diunduh agar bisa membaca seluruh isinya.